Dipo Satria Ramli
Ekonom Praktik

Dipo Satria Ramli adalah ekonom dan pemimpin muda dengan rekam jejak profesional di dunia investasi, teknologi, startup, dan perubahan iklim. Ia pernah memimpin beberapa transaksi besar senilai triliunan rupiah sebagai Direktur di bank investasi internasional terkemuka. Kini kandidat doktor ekonomi UI, melihat ekonomi Indonesia yang stagnan dan rapuh secara struktural, ia membawa visi ekonomi baru: pertumbuhan tinggi yang adil, berpihak pada pekerja, dan dirasakan seluruh rakyat.
Ekonomi Susah π₯΅?
Saatnya Indonesia Sejahtera π!!
Saudara-saudara sebangsa,
Ekonomi susah? Ini bukan salah rakyat kita. Rakyat Indonesia adalah yang terbaik di dunia β rajin, kreatif, tahan banting. Dari tukang bakso keliling sampai industri nasional, dari tambak udang Aceh hingga perkebunan cengkeh Maluku, rakyat kita selalu bisa bertahan dan berinovasi.
Masalahnya terletak pada sistem ekonomi yang timpang – lebih menguntungkan segelintir oknum, mafia, dan preman ekonomi. Kita telah menyimpang dari cita-cita bangsa: utang menumpuk tanpa arah, sistem kuota impor yang dikuasai kartel, sementara petani, buruh, nelayan, dan pelaku UMKM dibiarkan bertahan tanpa perlindungan.
Sudah saatnya kita ubah arah ekonomi: dari ekonomi rente ke ekonomi produktif; dari ekonomi mafia ke ekonomi kerakyatan. Kita butuh strategi ekonomi yang berani dan masuk akal, bukan basa-basi politik.
Pertama, isi pemerintahan dengan orang-orang yang kompeten dan bebas konflik kepentingan. Bukan politikus dagang sapi, tapi profesional yang berani pasang badan demi kepentingan rakyat. Korupsi harus disikat habis β tanpa pandang bulu.
Kedua, Indonesia bukan negara miskin, tapi miskin manajemen. Emas, nikel, batubara, sampai laut kita dijarah habis. Kita punya tambang, punya hutan, punya laut, tapi rakyat tetap hidup pas-pasan. Ini ironi yang menyakitkan. Tata kelola sumber daya harus dibenahi total dan hasilnya harus digunakan untuk mengangkat daya beli masyarakat: pangan murah, pupuk tersedia, solar cukup, dan hidup yang lebih layak.
Ketiga, kita perlu lebih strategis dan serius dalam membangun industri padat karya, dengan visi 30 tahun ke depan. Jangan cuma kejar pencitraan jangka pendek. Industrialisasi butuh perencanaan matang, tim yang ngerti lapangan, dan nyali untuk lawan kepentingan besar. Saat ini, masih terdapat banyak kekosongan di sektor industri skala kecil dan menengah. Kaitan ekonomis antara industri skala besar, menengah dan kecil juga sangat minim.
Selama ini, target-target ekonomi terlalu banyak dan sifatnya normatif; besar di makro, tapi minim arah di lapangan dan operasional. Struktur perekonomian seperti apa yang ingin dicapai tidak jelas. Ketiadaan visi ekonomi nasional tunggal menyebabkan kebijakan antar kementerian berjalan sporadis dan ad hoc.
Pertumbuhan ekonomi dengan utang terus? Itu bukan strategi; itu ilusi. Tiap tahun utang naik, bunga numpuk, tapi kesejahteraan rakyat jalan di tempat.
Indonesia memerlukan pendekatan ekonomi yang menyeluruh dan sophisticated, tapi bekerja secara tidak langsung (indirect) β membangun sistem insentif yang cerdas agar seluruh energi bangsa mengalir dengan sendirinya ke tujuan yang sama. Sebuah orkestrasi lintas sektor dan generasi yang membawa Indonesia ke arah yang lebih adil dan sejahtera.
Menuju Indonesia Sejahtera,
Dipo Satria Ramli
Buku Indonesia Sejahtera
Roadmap Ekonomi Menuju Pertumbuhan Tinggi Yang Berkelanjutan dan Pro-Rakyat

Berdasarkan pemikiran mendiang Rizal Ramli dan riset Dipo Satria Ramli, buku ini menawarkan peta jalan ekonomi baru: melawan stagnasi, memperjuangkan kesejahteraan, dan mendorong pertumbuhan tinggi yang nyata. Tanpa jargon β hanya strategi praktis dan pro-rakyat.
Rizal Ramli terbukti mampu mendorong pemulihan ekonomi Indonesia pasca-krisis moneter 1997β1998, ketika ia memimpin koordinasi ekonomi nasional dan berhasil menstabilkan perekonomian dari keterpurukan terdalamnya. Visinya jelas: ekonomi harus mengabdi pada rakyat, bukan sebaliknya.
Strategi Rizal Ramli masih relevan untuk menghadapi stagnasi ekonomi hari ini. Dipo Satria Ramli melanjutkan warisan pemikiran tersebut dengan riset doktoral mendalam dan pengalaman praktis di dunia keuangan, UMKM, dan startup, menciptakan roadmap yang dapat dieksekusi di lapangan.
π₯ Pelajari Roadmap Lengkapnya β
Ekonomi bukan sekadar grafik dan rumusβtapi soal bagaimana membuat hidup rakyat jadi lebih baik, hari ini dan ke depan.

Selama bertahun-tahun, pemerintah Indonesia bangga dengan narasi sukses pengentasan kemiskinan, dari 24% pada 1998 menjadi hanya 9% pada 2024. Angka yang mengesankan, tapi mari kita bongkar realitas di baliknya. Problem mendasar terletak pada jebakan statistik persentase yang mengaburkan kenyataan absolut. Ketika populasi Indonesia bertumbuh 73% dari 160 juta (1984) menjadi 278 juta (2023), penurunan persentase kemiskinan tidak otomatis berarti jumlah orang miskin berkurang drastis. Contoh sederhana: jika pada 1984 ada 20% dari 160 juta orang miskin (32 juta), dan pada 2023 turun menjadi 10% dari 278 juta (27.8 juta), maka secara persentase kemiskinan turun 50%, tapi secara absolut hanya turun 13%. Inilah ilusi statistik yang menutupi realitas bahwa jutaan rakyat Indonesia masih terjebak dalam kemiskinan.
Ekonomi bukan sekadar grafik dan rumusβtapi soal bagaimana membuat hidup rakyat jadi lebih baik, hari ini dan ke depan. Di sinilah letak masalah utama: kita terlalu fokus pada angka-angka cantik di atas kertas, tapi melupakan kenyataan di lapangan. Data Our World in Data menunjukkan mayoritas rakyat Indonesia masih hidup dengan $2.15-$6.85 per hariβpendapatan yang membuat mereka rentan jatuh kembali ke kemiskinan saat harga sembako naik atau saat sakit. Ketika seorang buruh pabrik di Karawang harus memilih antara membeli susu untuk anaknya atau bayar kontrakan, itulah realitas “vulnerable class” yang tersembunyi di balik statistik kemiskinan yang turun. Pertanyaannya bukan apakah grafik kemiskinan turun, tapi apakah ibu-ibu di pasar tradisional, bapak-bapak ojek online, dan keluarga petani di desa benar-benar merasakan hidup yang lebih baik hari ini dibanding kemarin.
Jalan Indonesia menuju kemakmuran terletak pada pemenuhan kebutuhan dasar rakyatnya.
Strategi ekonomi perlu memastikan semua pengeluaran utama masyarakat miskin di Indonesia terpenuhi, dengan fokus khusus pada: pangan, listrik, BBM, pendidikan, kesehatan, pulsa, dan lainnya.
Dengan hanya fokus menjaga harga beberapa item ini saja, Indonesia dapat meningkatkan kehidupan jutaan orang miskin.
Tentang Dipo Satria Ramli
β Pro-Pertumbuhan, Pro-Pekerja, Pro-Rakyat
π Kandidat Doktor Ekonomi
π Ex-Direktur Investment Banker
π Teknologi, Startup & Iklim
Dipo Satria Ramli adalah profesional ekonomi yang berangkat dari pengalaman langsung, mulai dari teknologi hingga investasi. Ia memulai kariernya sebagai software engineer di Silicon Valley, setelah menyelesaikan studi di bidang Computer Science dan Applied Mathematics di University at Albany, SUNY, New York, AS.
Sekembalinya ke Indonesia, Dipo menapaki dunia keuangan sebagai analis pasar modal di ABN AMRO Securities Indonesia. Di usia belum genap 30 tahun, ia dipercaya menjadi Direktur Investment Bank di Macquarie Capital Indonesia, bagian dari salah satu grup investasi infrastruktur dan sumber daya alam terbesar di dunia. Selama kariernya, Dipo telah menangani berbagai transaksi besar senilai triliunan rupiah β termasuk pembelian, penggabungan, dan pencatatan saham perusahaan di bursa. Ia terlibat dalam proyek infrastruktur, energi, sumber daya alam hingga perusahaan konglomerat dan BUMN.
Setelah menyelesaikan studi MBA di Instituto de Empresa, Spanyol, Dipo terjun ke isu-isu strategis: dari pendidikan, kredit karbon dan konservasi hutan Indonesia, hingga mendampingi UMKM dan startup teknologi. Ia dikenal sebagai sosok yang mampu menggabungkan strategi bisnis dengan dampak sosial dan lingkungan.
Kini, Dipo sedang menempuh pendidikan doktoral di bidang ilmu ekonomi di Universitas Indonesia. Dipo percaya bahwa ekonomi seharusnya memberi ruang bagi semua. Misinya: membangun ekonomi yang Pro-Pertumbuhan, Pro-Pekerja, dan Pro-Rakyat.
Lihat Linkedin Profile here